Rabu, 22 Agustus 2007

Galaksi

Bimasakti Tidak Hanya Spiral

Dentuman Besar atau Big Bang adalah salah satu materi mata pelajaran sewaktu duduk di kolong bangku SMP, dengan buku teks wajibnya yaitu “Bumi dan Antariksa”. Sebuah materi rumit yang harus ditelan mentah-mentah saat itu, entah kenapa kurikulum Dikbud saat itu sangat tinggi sehingga sulit dikejar oleh sel-sel otak yang lebih banyak melirik trend Oshin, tali sepatu warna-warni, musik disko, musik cadas buat belajar main gitar, dan lain-lainnya. Entah kurikulum Diknas seperti apa sekarang ini.

Sejak saat itu saya kenal bahwa bumi ini ada di sebuah galaksi yang merupakan himpunan dalam segala himpunan, dalam teori matematika dasar yang disebut sebagai semesta atau universe. Galaksi
itu disebut Bimasakti, Kabut Susu atau Milky Way yang berbentuk spiral, katanya.

Di SMA tidak ada lanjutan mata pelajaran tersebut, tapi melalui mata pelajaran Fisika, Kimia dan Geografi teori-teori pendukung cerita di atas disampaikan, seperti konsep atom, spektrum cahaya, gravitasi Newton, hingga relativitas Einstein. Semuanya berakhir sama, harus ditelan mentah-mentah oleh kapasitas otak murid masing-masing, bahkan punya minat pun sulit untuk mengerti.

Penjelasan-penjelasan mata pelajaran di atas baru lebih mudah dicerna ketika membaca buku-bukunya Harun Yahya yang dipaparkan dengan tujuan untuk mengerti sebab dan akibat yang terjadi, seperti mengapa teori Big Bang lahir, sebab dan akibat anomali air, mengapa bumi harus berputar dan lain sebagainya.

Hasil penelitian terakhir menyampaikan sebuah temuan bahwa galaksi Bimasakti tempat Bumi berada tidak hanya berbentuk spiral saja, melainkan juga memiliki batang pada intinya (terlihat seperti gagang) yang disebut Barred Spiral Galaxy, sedangkan bentuk spiral murni disebut Spiral Galaxy. Inti galaksi diyakini adalah sebuah Lubang Hitam atau Black Hole yang berjenis Supermassive Black Hole.

Dari berita Slashdot inti galaksi Bimasakti juga terdapat konstelasi bintang tua dan bintang merah yang panjangnya 27.000 tahun cahaya (satu tahun cahaya adalah 10 trilyun kilometer). Lengan spiral galaksi terisi oleh sistem-sistem seperti halnya Tata Surya, ada yang berbentuk cincin konsentris yang dikenal dengan sebutan Halo, atau konsentris bulat bola, spherical. Radius Diameter galaksi adalah sekitar 100.000 tahun cahaya dan Bumi berada pada jarak 26.000 tahun cahaya dari inti galaksi.

Hasil temuan batang tersebut akan dipublikasikan resmi dalam Astrophysical Journal Letters.

Dalam dunia sains fiksi Star Trek, galaksi Bimasakti dibagi empat wilayah yang disebut kuadran, kuadran Alpha, Beta, Delta dan Gamma. Dalam seri Voyager, kapal perang Voyager terlempar dari kuadran Alpha ke kuadran Delta yang jika ditempuh dengan kecepatan warp maksimum (skala 1-10, kecepatan teoritis di atas kecepatan cahaya dengan skala 10 seperti halnya dalam kecepatan cahaya adalah batas yang tak mungkin dicapai) dibutuhkan waktu 75 tahun untuk kembali ke Bumi. Dalam seri lain yaitu Deep Space Nine adalah sebuah stasiun yang mengamankan wilayah Lubang Cacing atau Wormhole yang bisa memperpendek jarak dari kuadran Gamma ke kuadran Alpha.

astronomi. Catatan ini ditulis Jumat, 19 Agustus 2005 pada pukul 11:45 dalam kategori makrokosmos. Anda dapat mengikuti respon semua catatan melalui RSS 2.0 feed. Anda dapat menulis komentar atau menulis trackback di situs anda sendiri.

Tidak ada komentar: